
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Hampir sepekan terakhir warga Samarinda ramai mengeluhkan kondisi mesin kendaraan mereka diduga usai pengisian Pertamax di SPBU. Pemkot Samarinda dipastikan tengah menelusuri keluhan itu.
Keluhan itu ramai dikeluhkan di media sosial. Setelah mengisi Pertamax di SPBU, selain mengakibatkan mesin brebet, kendaraan warga juga mengalami mati mesin.
Setelah dibawa ke bengkel, warga harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mengganti fuel pump atau pompa bahan bakar. Dugaan mencuat disebabkan Pertamax yang dioplos.
Pemkot Samarinda merespons keluhan itu. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda Marnabas Patiroy mengatakan, Pemkot tengah menyelidiki sebab kerusakan kendaraan warga diduga menggunakan Pertamax.
“Saya akan perintahkan Kepala Bagian Bidang Ekonomi untuk mengecek kebenarannya. Kalau itu benar pasti kita tindak,” kata Marnabas, ditemui di Pasar Merdeka Samarinda, Jumat 28 Maret 2025.
Untuk memastikan kemurnian BBM Pertamax yang dijual ke masyarakat, Pemkot Samarinda akan melakukan pengecekan ke masing-masing SPBU.
“Rencana akan ada pengecekan ke SPBU. Pengecekannya itu sembunyi-sembunyi, tidak boleh ada yang tahu,” ujar Marnabas.
“Kita masih tanda tanya siapa yang menyebabkan ini,” tambahnya.
Marnabas bilang, jika terbukti benar adanya indikasi pengoplosan BBM di SPBU, Pemkot Samarinda akan memberikan sanksi berupa teguran tertulis hingga pencabutan izin.
“Sanksinya nanti biar Pertamina yang memberikan sanksi. Sanksi ada teguran tertulis sampai pencabutan izin,” tegas Marnabas.
Apabila nanti ditemukan indikasi pencampuran BBM Pertamax di salah satu SPBU, maka kuota BBM yang diberikan ke SPBU bersangkutan, harus dialihkan ke SPBU lain.
“Saya sudah bilang ke Pertamina, kalau dicabut izinnya di salah satu SPBU, kuotanya tidak boleh dihilangkan. Tapi dialihkan ke SPBU terdekat. Itu caranya,” terang Marnabas.
Marnabas menjelaskan, jika kuota tersebut tidak dialihkan dari SPBU yang bermasalah, tentunya akan menyebabkan berkurangnya jumlah kuota yang sudah disiapkan untuk memenuhi permintaan masyarakat kota Samarinda, terutama di momen Idulfitri.
“Kalau 100 kiloliter (KL) kuota satu SPBU, kemana 100 KL ini akan dilimpahkan (dialihkan)? Seharusnya 100 KL itu dipindahkan ke SPBU lain sehingga kuota kita tetap, dan terlayani dengan baik,” demikian Marnabas.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: BBMPertamaxPertaminaSamarindaSPBU