JAKARTA.NIAGA.ASIA – PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terkait tata kelola satu data pengendalian perubahan iklim sub sektor pembangkit tenaga listrik, di sela-sela peringatan Hari Bumi di kantor pusat PLN, Jakarta Rabu (08/05/2-2).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengatakan, pemerintah sangat serius dalam memitigasi perubahan iklim. Hal ini selaras dengan komitmen perjanjian paris untuk menjaga peningkatan suhu bumi tidak melampaui 1,5 derajat celcius.
”Kalau orang lain baru mewacanakan dan merumuskan, kita sudah mengimplementasikan dalam perencanaan. Pemerintah komitmen ikut serta menjaga dampak global warming, sudah ada regulasi di seluruh dunia tidak lebih dari 1,5 derajat,” kata Jisman, Sabtu (11/05/2024)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerja sama ini bertujuan mensinergikan program kedua belah pihak terkait kegiatan pelaporan, verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK), dalam rangka pencapaian target nationally determined contribution serta peningkatan tata kelola pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik.
”PLN dan Ditjen Gatrik tercipta suatu sinergi dalam upaya mengendalikan perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik. Termasuk implementasi perdagangan karbon, pertukaran data pelaksanaan penghitungan emisi GRK, serta saling mendukung dalam pengembangan kapasitas dan knowledge sumber daya manusia,” ungkap Darmawan.
Dulu, sistem perhitungan dan pelaporan emisi GRK PLN masih manual dan dilaporkan melalui APPLE-Gatrik milik Ditjen Gatrik. Saat ini, PLN memiliki aplikasi PLN Climate Click yang tidak hanya untuk fungsi penghitungan dan pelaporan emisi GRK, serta perdagangan karbon, namun juga untuk aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim.
Terintegrasinya sistem PLN dengan Ditjen Gatrik akan membuat data lebih akurat, efisien dan efektif. Selain itu, memudahkan kedua pihak dalam perubahan dan pengembangan fitur kedua aplikasi tersebut. Kedepannya, PLN dan Ditjen Gatrik juga akan mengembangkan fitur lainnya guna meningkatkan tata kelola perubahan iklim.
“Dengan kolaborasi ini akan meningkatkan tata kelola mitigasi perubahan iklim yang semakin komprehensif,” sebut Darmawan.
Berkaitan dengan upaya mitigasi perubahan iklim, Darmawan menerangkan, PLN bersama pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terhijau sepanjang sejarah yang diselaraskan dengan Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Dalam RUPTL terbaru, penambahan pembangkit baru di Indonesia tahun 2040 berasal dari energi baru terbarukan sebesar 75% dan 25 % sisanya berbasis pada gas. Hal ini sejalan dengan peta jalan transisi energi guna mencapai Net Zero emissions di tahun 2060 atau lebih cepat.
”Ini tantangan besar. Hari ini saya harus memberitahu bahwa bumi sedang memanas dan kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan PLN berkomitmen penuh untuk melakukan hal tersebut,” terangnya. (ADVERTORIAL)
Tag: PLN