PLTGU Tambak Lorok Blok 3 Gunakan Teknologi Turbin Gas Terbaru

Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo pada acara peresmian PLTGU Tambak Lorok Blok 3 di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/8). (Foto Kementerian ESDM/Niaga.Asia)

SEMARANG.NIAGA.ASIA – Sebagai langkah nyata mendukung transisi energi bersih, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 dengan kapasitas 779 MW.

PLTGU yang dikelola PT PLN Indonesia Power ini menawarkan teknologi efisiensi energi yang tinggi hingga mencapai 64 persen, yang berarti mampu menghasilkan lebih banyak listrik dengan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah.

“Proyek PLTGU Tambak Lorok Blok 3 menggunakan teknologi turbin gas terbaru dari General Electric (GE). Proyek ini merupakan kolaborasi yang melibatkan kontraktor nasional Hutama Karya bekerja sama dengan General Electric, dan Marubeni Corporation,” terang Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu, saat meresmikan PLTGU Tambak Lorok Blok 3 di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/8).

Jisman menjelaskan, acara peresmian COD PLTGU Tambak Lorok Blok 3 ini bukan sekadar simbol keberhasilan dalam menyediakan infrastruktur energi, tetapi juga langkah nyata dalam mendukung agenda transisi energi nasional.

“PLTGU ini akan memainkan peran strategis dalam menjaga keandalan pasokan listrik di Indonesia, khususnya sebagai pembangkit fast response,” imbuhnya.

Pembangkit yang berlokasi di sekitar Pelabuhan Tanjung Mas ini memiliki kemampuan beroperasi sebagai peaker, yaitu pembangkit yang dapat dengan cepat diaktifkan untuk memenuhi lonjakan permintaan listrik pada waktu beban puncak, menjadikannya komponen penting dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik nasional.

Pada kesempatan itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan, tantangan dalam transisi energi adalah bagaimana solusi saat akan ada skala besar energi baru terbarukan yang akan masuk ke sistem PLN. Untuk itu, pihaknya menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak agar pembangkit fosil fuel base dapat menjadi renewable energy base.

“Dengan adanya fast response, tentu saja keandalan sistem di Jawa Tengah akan meningkat drastis dan juga akan menambah ruang untuk variabel renewable energy juga akan meningkat drastis,” tegasnya.

Sebagai informasi, PLTGU Tambak Lorok Blok 3 memiliki efisiensi BPP sekitar 11,45%. PLTGU ini disebut tidak hanya efisien dalam hal produksi energi, tetapi juga sangat ramah lingkungan.

Teknologi yang digunakan pada pembangkit ini mampu memenuhi standar emisi yang ketat sesuai dengan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Dengan emisi yang rendah, pembangkit ini disebut menjadi salah satu yang paling ramah lingkungan di kelasnya.

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan

Tag: