[Resensi Buku] H. Harbiansyah Hanafiah: Penting jadi Orang Baik

Buku Harbiansyah Hanafiah: Penting Jadi Orang Baik.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Di pelataran olahraga, bisnis, politik dan organisasi masyarakat lokal dan nasional, nama dan figur H. Harbiansyah Hanafiah sangat dikenal.

Harbiansyah Hanafiah yang lahir di Samarinda, 26 Januari 2948 dari pasangan BM Hanafiah dan Siti Nursiah itu dikenal sebagai ‘orang gila’ di dunia olahraga.

Sejarah sepak bola di Kaltim sejak era perserikatan hingga profesional tak lepas dari sentuhannya. Sebut saja jejaknya dalam membina dan menghidupkan Persisam Samarinda, Putra Mahakam hingga Putra Samarinda (Pusam) sebagai jelmaan Persisam.

Di ormas dan politik, siapapun tahu kalau dia sebagai tokoh yang menghidupkan Pemuda Pancasila (PP) Kaltim. Di Golkar, dia aktif hingga di awal era reformasi. Usai kepemimpinan Ahmad Amins (almarhum), Harbiansyah melanjutkan memimpin Partai Nasdem.

Dunia usaha pun tak lepas dari jamahannya. Dia berbisnis kayu sejak era ‘Banjir Kap’. Lalu terjun juga ke usaha kelapa sawit.

Di lingkungan keluarga, Harbiansyah yang mempunyai 17 orang ‘dingsanak’ itu adalah seorang anak yang sangat berbakti dan taat kepada orang tuanya. Mengayomi saudara-saudaranya dan keluarga.

Selama mengarungi kehidupan, sejak masa kecil, remaja, kuliah, berkeluarga dan bercimpung di berbagai bidang kehidupan Harbiansyah banyak mengalami peristiwa yang sangat berwarna.

Perjalanan kehidupannya yang penuh warna, unik, apa adanya, dan terkadang kontraversi itulah yang ditulis  M. Imron Rosyadi (almarhum) dan Hamdani, tercetak pada buku ‘Harbiansyah Hanafiah, Penting Jadi Orang Baik’. Buku ini diterbitkan pada April 2018.

Buku yang ditulis sejak tahun 2017 ini dibagi dalam enam bagian. Bagian 1: Masa Kecil (lima tulisan). Bagian 2: Masa Sekolah dan Kuliah (enam tulisan). Bagian 3: Menikah dan Merintis Usaha.

Bagian 4: Kiprah Olahraga dan Organisasi. Bagian 5: Penting Jadi Orang Baik dan bagian 6: Kesaksian Sahabat.

Imron Rosyadi dan Hamdani menulis buku biografi ini dengan gaya bertutur. Menggunakan bahasa yang mudah dicerna dan sederhana.

Ada beberapa kisah yang mampu menerbitkan senyum dan haru pembaca. Misalnya pada tulisan yang berjudul ‘Tertawa Geli, Ditempeleng Kawan Sekelas’ (bagian 1) dan ‘Taat Orang Tua, Hidup Penuh Berkah’ (bagian 3).

Pendek kata, buku biografi ini mampu mengharubiru perasaan pembacanya. Perjalanan hidup Harbiansyah Hanafiah dipaparkan dengan tuntas di buku ini. Tanpa ditutup-tutupi.

Penulis: Intoniswan  | Editor: Intoniswan

Tag: