SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Meski saat ini sebagian besar kebutuhan pangan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) masih dipasok dari luar daerah (kecuali ayam potong), Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Samsun mengaku optimis dengan kondisi lahan yang sangat luas dan subur, Kaltim bisa nanti jadi daerah swasembada pangan.
“Tanah di Kaltim ini sangat luas dan subur, luar biasa jika itu dikelola dengan baik, kita optimis bahwa Kaltim bisa swasembada pangan,” kata Samsun pada Niaga.Asia, Kamis (26/10/2023).
Menurut Samsun, ketahanan pangan adalah masalah mati hidupnya sebuah bangsa, ini bukan masalah sepele, tapi betul-betul masalah mendasar dan krusial.
“Ada dua hal yang paling dikhawatirkan di dunia, yakni krisis pangan dan krisis energi. Karena itu, Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada impor bahan pangan dari negara lain,” ujarnya.
Samsun menegaskan bahwa, saat ini krisis pangan telah dirasakan oleh semua negara di dunia, bahkan beberapa negara telah membatasi impor pangan ke Indonesia termasuk ke Kaltim. Sebab, beberapa negara sebagai sumber pangan selama ini pasti mengutamakan kepentingan dalam negerinya sendiri.
Menurut Samsun,visi ketahanan pangan juga sejalan dengan misi PDI-P yaitu Indonesia harus swasembada pangan. Seperti program food estate yang dilakukan di Kaltim sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada pangan.
“Kaltim ini tanah surga. Luas dan subur. Food estate itu bukan hanya menanam padi, tapi juga tanaman pokok pengganti nasi, seperti talas, singkong, dan lain-lain. Ini dilakukan secara sistematis dan menyeluruh,” terangnya.
Bahkan kata Samsun, untuk mendukung hal tersebut setiap kader PDI-P selama ini telah diwajibkan untuk menanam sembilan tanaman pokok di lahan yang tersedia. Hal ini dilakukan di saat yang lain sedang memikirkan bagaimana menang Pemilu.
“Kami tidak hanya berpikir tentang politik, tapi juga tentang kesejahteraan rakyat. Kami mengingat pesan Bung Karno, bahwa masalah pangan adalah masalah nasional,” ungkapnya.
Samsun juga mengapresiasi Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Kutai Kartanegara (Kukar) yang tercatat sebagai penyuplai bahan pangan terbesar di wilayah Kaltim dari 10 kabupaten/kota.
“Berharap potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan membuat program yang fokus pada pertanian,” serunya.
Menurutnya, petani-petani milenial harus ditumbuhkan. Modernisasi pertanian harus digenjot, di mana sarana prasarana pertanian harus terpenuhi oleh pemerintah.
“Jangan sampai ada lagi alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan tambang atau lainnya. Jangan sampai ada lagi petani kita yang beralih profesi,” tegasnya.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan terbarunya tahun 2023 mengungkap, Pemprov Kaltim terus berupaya mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas guna menunjang perekonomian daerah. Pada tahun 2022, luas panen tanaman pangan Padi di Kaltim seluas 64,03 ribu hektar, semakin turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (66,89 ribu hektar).
Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kabupaten yang memiliki luas panen tanaman padi paling luas yaitu seluas 28,03 ribu hektar, disusul oleh Kabupaten Penajam Paser Utara (13,15 ribu hektar) dan Kabupaten Paser (11,67 ribu hektar). Penurunan luas panen terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota.
Penulis: Teodorus | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim
Tag: Muhammad SamsunSwasembada Pangan