SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Polisi membongkar makam seorang santri anak usia 13 tahun di Desa Badak Baru, Muara Badak, Kutai Kartanegara, untuk diautopsi, Sabtu 25 Februari 2023. Dari penyidikan polisi terungkap tersangka santri berinisial MAF sempat berbohong kepada pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Falaah bahwa korban meninggal karena terjatuh.
Tersangka MAF, 20 tahun, ditahan di Polsek Sungai Pinang. Beredar kabar dugaan pihak Ponpes sempat menutupi kejadian itu. Bahkan diduga melakukan pembiaran peristiwa itu terjadi di area Ponpes. Polisi menepis kabar itu.
“Kami menggali informasi kejadian itu, pihak Ponpes kooperatif,” kata Ajun Komisaris Besar Polisi Eko Budiarto, Wakil Kepala Polresta Samarinda, dalam pernyataannya saat ditemui di Polsek Sungai Pinang, Jalan DI Panjaitan, Samarinda, Senin.
Kooperatif pihak Ponpes itu bukan tanpa dasar.
BACA JUGA :
Santri di Samarinda Tewas Usai Dihajar Seniornya Gegara Rp 200 Ribu Raib
Kronologi Santri di Samarinda Dituduh Maling, Tewas Usai Dihajar Seniornya
Pengakuan Tersangka Hajar Juniornya di Ponpes Samarinda, Sempat Pingsan Lalu Meninggal
“Buktinya (didampingi pihak Ponpes), pelaku kan diserahkan ke Polsek Pinang,” ujar Eko Budiarto.
Keterlambatan pihak Ponpes mengabarkan kepada keluarga sehingga mencuatkan dugaan pembiaran itu lebih kepada ketidaktahuan pihak Ponpes soal kejadian sebenarnya. Sehingga memerlukan waktu untuk memastikannya.
“Karena ketidaktahuan pihak Ponpes juga. Informasi awal (korban meninggal) bukan dari pemukulan tapi jatuh,” Eko Budiarto menerangkan.
“Itu (korban jatuh) dari pelaku yang mengatakan ke Ponpes. Bekerja sama dengan Polsek, informasi itu kemudian didalami. Dikatakan pembiaran tidak, kok. Ponpes kooperatif dengan kita,” Eko Budiarto menambahkan.*l
Hasil autopsi jenazah korban oleh dokter forensik pada hari Sabtu lalu diupayakan hasilnya segera diketahui.
“Mungkin secepatnya (mengetahui hasilnya). Ya, nanti kita informasikan lebih lanjut,” kata Eko Budiarto.
Beberapa sampel bagian tubuh pada jenazah korban diambil saat autopsi, untuk lebih memastikan sebab kematian korban.
“Kita segerakan hasilnya. Karena kemarin tim forensik mengambil beberapa sampel untuk diperiksa,” kata Ajun Komisaris Polisi Noordhianto, Kepala Polsek Sungai Pinang.
niaga.asia hari Senin sekitar pukul 14.59 Waktu Indonesia Tengah mendatangi Ponpes Daarul Falaah di Jalan Wanyi, Bengkuring, sebagai upaya konfirmasi. Di lokasi situasi Ponpes terlihat sepi dan hanya bertemu seorang petugas di pos jaga depan pagar Ponpes.
“Tidak ada (pengurus Ponpes). Karena sekarang lagi libur sekitar seminggu,” kata petugas jaga itu.
Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi
Tag: Kriminal SamarindaPembunuhanPenganiayaanPeristiwaPolresta SamarindaPolriSamarinda