Seleksi CASN 2024, Seribu Orang Ikuti Simulasi CAT di Samarinda 10-11 Juli

Analis Kepegawaian Muda BKD Kaltim Reza Febrianto (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim bersama Kantor Regional VIII Badan Kepegawaian Negara (BKN) Banjarbaru menjadwalkan simulasi computer assisted test (CAT), bertempat di bekas Gedung KORPRI Jalan Bhayangkara, Samarinda, berkapasitas 1.000 orang pada 10-11 Juli 2024 mendatang.

Analis Kepegawaian Muda BKD Kaltim, Reza Febrianto menerangkan, simulasi itu bertujuan untuk mengenalkan sistem CAT BKN kepada para peserta, sekaligus mengukur kemampuan mereka dalam menguasai materi tes seleksi calon aparatur sipil negara (CASN).

“Kita melihat ada beberapa teman-teman non-ASN yang berkerja di lapangan seperti penyuluh pertanian, perkebunan dan kehutanan, jarang menggunakan komputer,” kata Reza di kantornya Jalan M Yamin, Samarinda, Rabu 3 Juli 2024.

Dijelaskan Reza, BKD Kaltim telah mengusulkan 9.456 formasi CASN kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), dengan rincian 9.195 formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan 261 formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

“Sejauh ini sudah kita petakan, kita usulkan dan MenPAN sudah setuju. Tinggal pelaksanaannya saja,” ujar Reza.

Seleksi calon aparatur sipil negara (HO-Kemenpan RB)

Selain itu, BKD Kaltim juga telah menyediakan 100 komputer dan membuka 5 sesi untuk simulasi CAT ini. Di mana, dalam sehari ada 500 orang yang nantinya mengikuti simulasi CAT. Totalnya mencapai 1.000 orang.

Reza menjelaskan, antusiasme peserta simulasi cukup tinggi sejak pendaftaran dibuka 30 Juni-1 Juli 2024.

“Sampai hari Senin siang sudah full. Antusias teman-teman cukup besar,” ucapnya.

Saat ini, total keseluruhan pegawai non-ASN di lingkungan Pemprov Kaltim sebanyak 7.000 orang. Oleh karena itu, BKD Kaltim mengusulkan 9.000 formasi CASN, dengan fokus pada formasi guru untuk SMA/SMK dan SLB di wilayah pedalaman Kaltim.

“Harapannya, di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) nanti mendapatkan tenaga pengajar atau guru untuk mengajar SMA/SMK dan SLB,” demikian Reza Febrianto.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: