‘Setan Dalam Bahaya’ Mengangkat Isu Kemiskinan

Latihan ‘Setan Dalam Bahaya’ Yukita Teater. (Foto Hamdani/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ternyata naskah ‘Setan Dalam Bahaya’ yang digarap kelompok Yukita Teater pada Festival Teater Taman Budaya Kaltim (FT-TBK), 19-21 Juni nanti, di Gedung Rizani Asnawi, Taman Budaya, Samarinda, mengandung pesan sosial kekinian.

Ihwal itu disampaikan Pimpinan Produksi Yukita Teater Nesti Winda, SS., ketika ditanya alasan memilih naskah itu. “Satu hal yang menarik disampaikan pada naskah adalah penanganan kemiskinan,” ucapnya.

“Penanganan kemiskinan yang belum tuntas menimbulkan dampak di masyarakat, misalnya banyaknya tindak kriminal yang terjadi. Itu digambarkan tokoh Istri dalam naskah itu,” kata Nesti Winda lebih jauh.

Di samping itu, menurut Nesti Winda, dalam dialog mempermasalahkan ekonomi yang membuat istri semakin kesetanan juga diangkat.

“Selain itu naskah ini juga menyinggung soal feminism. Tokoh Failasuf menganggap rendah istrinya, dan istri melawan. Namun tidak secara langsung lantaran dia menyetujui partiarki, di mana dalam hal pendapatan dibebankan kepada sang suami,” papar Nesti Winda kepada Niaga.Asia, Sabtu (17/6).

Semua itu, lanjutnya, diaplikasikan dengan sajian realisme. “Setelah melalui proses kreatif dan pengayaan literasi penyutradaraan, naskah ini kami sajikan dalam bentuk teater realis,” imbuhnya.

Pentas ‘Setan Dalam Bahaya’ Yukita Teater didukung sejumlah aktor/aktris yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Di antara para pendukung, ada beberapa memperkuat Teater Soju ketika menjadi penyaji terbaik I FT-TBK tahun 2022.

Sulistiya Hernawan berperan sebagai Failasuf, Emilda Sohaya memainkan tokoh Istri dan Fajar sebagai Setan. Didukung tim produksi: Sutradara Jaya Setiawira, Pimpinan Produksi Nesti Winda, Stage Manajer Budy Ary, Penata Busana dan Rias Agus Wulan Ningrum, Pemusik Aditya Rahman, Penata Panggung Caca, Penata Cahaya Pratama Handri Putra.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan

Tag: