SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dalam upaya menjaga habitat udang tiger, Akmal Malik bersama PT Indexim Coalindo melakukan rehabilitasi hutan mangrove dengan menanam 3.000 batang mangrove di kawasan Delta Mahakam seluas 1.000 hektare.
Kawasan Delta Mahakam yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terkenal sebagai kawasan budidaya mangrove dan udang tiger, yang menjadi salah satu produk unggulan sektor perikanan di Kukar.
Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik mengatakan, untuk menjaga habitat udang tiger ini tetap lestari, pihaknya mendukung upaya melakukan pemulihan atau rehabilitasi mangrove, sebagai tempat habitat udang tiger.
“Daerah Aliran Sungai (DAS) kondisinya memperihatinkan. Maka kita melakukan rehabilitasi. Target kita 1.000 hektar lahan, 3 ribu pohon mangrove,” kata Akmal, Selasa 7 Mei 2024.
Udang tiger atau udang windu merupakan udang laut yang memiliki kulit yang tebal, berwarna abu dan hijau kebiruan, bermotif loreng dan ukurannya relatif lebih besar dari udang putih. Tidak heran jika udang ini sering disebut sebagai ‘lobster kecil’.
Menurut Akmal, tambak udang tiger di hutan mangrove Delta Mahakam ini, tidak lagi produktif karena telah tercemar oleh penggunaan bahan kimia, sehingga diperlukannya silvofishery kembali.
Silvofishery ini merupakan sebuah sistem pertambakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara sektor perikanan dengan penanaman mangrove.
“Kita bersyukur PT Indexim Coalindo mendukung. Ini adalah bagian kita mendukung IKN (Ibu Kota Nusantara). Kaltim menjadi penyangga, jadi lingkungannya juga harus asri, karena akan berimbas kepada IKN,” ujar Akmal Malik.
Sementara, Direktur PT Indexim Coalindo, Ricky Gowdjali mengatakan rehabilitasi mangrove ini merupakan komitmen dan tanggung jawab mereka, untuk berkontribusi pada masyarakat sekitar.
PT Indexim Coalindo merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengelolaan hutan yang dipercaya untuk mengelola areal hutan.
“Ini tanggung jawab sosial dari kami, PT Indexim Coalindo untuk berkontribusi memberikan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi,” demikian Ricky Gowdjali.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: Akmal MalikHutan MangroveKaltimKutai KartanegaraPertanian